OPINI - Debat terakhir Calon Presiden Indonesia tahun 2024 akan membahas berkaitan dengan teknologi informasi, pelayanan publik, hoax, intoleransi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan. Tentunya menurut kami, tema debat yang demikian diatas memiliki nilai substansi dalam kepemimpinan, karena terdapat materi yang berhubungan dengan pelayanan.
Pelayanan merupakan suatu tanggungjawab yang wajib dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh siapapun pemimpin, karena melayani sejatinya merupakan keutamaan dalam tanggungjawab kepemimpinan.
Pemimpin adalah pelayan, dan sebaiknya-baiknya pemimpin tentunya pemimpin yang optimal dalam melayani. Siapapun pemimpin yang tidak optimal dalam melayani, maka ia pun dianggap sebagai pemimpin yang lalai, dan siapapun pemimpin yang tidak mau melayani, maka ia adalah pemimpin yang gagal.
Demikian merupakan tanggungjawab dan pertanggungjawaban kepemimpinan yang harus dipahami oleh kita semua yang bercita-cita sebagai pemimpin. Sehingga kemudian kita tidak terjebak pada kepemimpinan yang cenderung berkuasa dan mengabaikan kewajiban sebagai pelayan.
Baca juga:
Negara Sakit, Anies Hadir Membawa Perubahan
|
Anis Baswedan
Singkatnya, Anis Baswedan dikenal memiliki rekam jejak kepemimpinan sejak sebagai mahasiswa dan terakhir sebagai Gubernur Jakarta, selain juga memiliki ilmu pengetahuan yang sangat baik, tentunya menurut pandangan kami dan juga oleh banyak orang. Bahwa, Anis Baswedan secara kepemimpinan memiliki dua syarat utama, yakni rekam jejak kepemimpinan yang baik terukur, dan ilmu pengetahuan yang sangat baik.
Artinya, dalam pelayanan kepemimpinan maka seorang pemimpin wajib memiliki kedua hal itu (kemampuan kepemimpinan dan ilmu pengetahuan). Karena apabila kedua hal itu tidak dimiliki oleh siapapun pemimpin, maka iapun akan diperhadapkan pada masalah pelayanan dalam kepemimpinan. Masalah yang pertama adalah akan diperhadapkan pada caranya melayani, dan kedua adalah tidak mampu memastikan solusi terhadap suatu masalah, karena tidak memiliki dasar ilmu pengetahuan yang terukur.
Toleransi
Sebaliknya toleransi tentunya adalah intoleransi, maka siapapun yang tidak toleran, iapun dianggap sebagai pihak intoleran. Pandangan kami, dalam kapasitas siapapun pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas, maka ia pun cenderung lebih mengutamakan nilai toleransi dalam semua kepentingan kehidupannya, karena nilai toleransi sejatinya keutamaan dalam ilmu pengetahuan. Kamipun berpendapat bahwa siapapun yang tidak mengutamakan nilai toleransi dalam ilmu pengetahuannya, maka secara otomatis hilang ilmu pengetahuannya oleh intoleransinya.
Dengan demikian, dalam pengamatan dan bacaan kami terhadap Anis Baswedan dalam semua proses perjalanan kepemimpinannya, Anis Baswedan merupakan pemimpin yang senantiasa melayani dan selalu mengutamakan toleransi sebagai pertanggungjawaban atas ilmu pengetahuan yang ia miliki.
Pandangan kami, tidak semua pemimpin akan optimal dalam melayani, tentunya diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam kepemimpinan, dan tidak semua pemimpin 'baik dalam bertoleransi, karena rendah ilmu pengetahuannya.
Dalam kepemimpinan Indonesia, sejak Orde Lama, Orde Baru dan saat ini Era Reformasi, tentunya setiap presiden Indonesia akan meniscayakan pihak yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik, untuk kemudian mendampingnya dalam perjalanan kepemimpinannya, sejatinya yang demikian itu demi mempertegas nilai toleransi yang mungkin saja tidak dimiliki oleh presidennya.
Sebentar lagi Indonesia akan berada pada hari yang dinanti-nantikan, yaitu hari pemilihan umum tahun 2024. Maka sudah sepatutnya kita harus memastikan pilihannya kepada pemimpin yang senantiasa melayani dan mengutamakan nilai toleransi dalam semua kepentingan kepemimpinan.
Karena Indonesia harus mampu menghadirkan keadilan dan kemakmuran dengan sebaik-baiknya kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Semoga Indonesia masa depan, Indonesia yang mampu mewujudkan keadilan dan kemakmuran yang tentunya diridhoi Allah SWT.
Jakarta, 04 Februari 2024
Saiful Chaniago
(Waketum DPP KNPI)