OPINI - Terjadual Anies-Cak Imin kampanye terbuka di JIS (Jakarta International Stadium) tanggal 10 Pebruari. 4 hari sebelum pencoblosan. Ini kampanye terakhir. Puncak kampanye sebelum hari tenang jelang pencoblosan.
Kabarnya, ada jutaan massa yang akan hadir. Mereka adalah para pendukung Anies-Muhaimin yang diperkirakan berasal dari berbagai daerah. Bukan hanya dari Jabodetabek dan pulau Jawa saja. Banyak pendukung Anies-Muhaimin dari luar Jawa yang akan hadir di puncak kampanye terakhir.
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
Prediksinya, ada jutaan pendukung Anies-Muhaimin yang akan hadir di JIS saat kampanye nanti. Ini masuk di akal, mengingat selama ini, kampanye Anies-Muhaimin dimana-mana pengunjungnya membludak. Dua kali di Sulsel membludak. Tembus lebih dari sejuta massa. Di Medan, membludak juga. Terutama di Sidoarjo Surabaya Jawa Timur. Di Pamekasan Madura banjir massa. Hampir tidak ada acara Anies-Muhaimin yang sepi pengunjung.
Mereka datang dengan sukarela, tanpa dimobilisasi dengan logistik. Di sini, "semangat perubahan" mempertemukan mereka, para mendukung Anies-Muhaimin. Solidaritas tumbuh untuk satu tujuan bersama: yaitu mengakhiri politik dinasti dan politik intimidatif menuju perubahan. Itu spirit yang mereka gaungkan.
Para pendukung Anies-Muhaimin disatukan dan dipertemukan dalam satu tujuan bersama. Tujuan hadirnya sebuah perubahan. Semangat ini tidak ditemukan di paslon yang lain.
Bagi pendukung Anies-Muhaimin, JIS memiliki daya tarik sendiri. Sebuah karya monumental dengan artistik unik pertama di Indonesia. Dibangun dengan teknologi termodern pertama di dunia. Stadion megah di Jakarta Utara ini dibangun di era Anies menjadi Gubernur di Jakarta.
Menjadi semakin populer ketika karya anak bangsa yang membanggakan ini berupaya didelegitimasi oleh pihak-pihak yang selama ini berupaya keras untuk menjegal Anies nyapres. Hingga area parkir dan rumput JIS pun dipersoalkan. Sebuah perlawanan yang membawa berkah, kata para pendukung Anies. JIS akhirnya diakui dunia (Fifa), dan menjadi ajang sepakbola internasional.
Sampai ada ungkapan: Anies sibuk membangun, sedangkan lawan sibuk mencari kesalahan.
Di JIS ini, berapa juta yang diprediksi akan ikut menghadiri kampanye Anies-Muhaimin tanggal 10 Pebruari nanti? Bergantung pertama, pada sosialisasi. Kedua, bergantung pula pada militansi dan semangat perlawanan terhadap pihak-pihak yang berupaya menghalangi para pendukung Anies-Muhaimin datang ke Jakarta.
Jika tim Anies aktif mensosialisasikan kampanye di JIS ini, baik dengan video ajakan, meme atau tulisan, dan medianya sampai ke seluruh pelosok negeri, maka kemungkinan yang akan hadir bisa tembus 5-10 jutaan. Karena pendukung Anies-Muhaimin ini militan. Untuk menghadirkan jutaan manusia, tidak perlu repot menyedikan logistik. Gelombang massa akan datang dengan sukarela. Ongkos sendiri.
Kabarnya, sudah mulai ada upaya menghalangi para pendukung Anies-Muhaimin ke Jakarta. Sejumlah armada bus yang dipesan, mendadak dibatalkan tanpa sebab. Salah satunya diungkapkan oleh Said Didu. Di beberapa daerah, adal laporan pembatalan bus, karena pihak pemilik takur pajak diperiksa. Hal semacam ini sering terjadi di dua pemilu terakhir ini. Sebuah ironi bagi negara demokrasi. Rusak ! Kata para akademisi.
Gak bisa sewa bus, sewa mobil. Gak bisa sewa mobil, bawa motor atau jalan kaki, kata sejumlah relawan Anies. Luar biasa tekat dan militansi para pendukung Anies-Muhaimin. Di hasil berbagai survei, pendukung "die hard" Anies-Muhaimin memang jumlahnya paling banyak diantara paslon yang maju di pilpres 2024.
Pertannyaannya kemudian, apakah mobilisasi massa hingga 5-10 jutaan relawan penting? Tepatnya, apa pengaruhnya 5-10 juta orang yang hadir di acara JIS buat Anies-Muhaimin?
Penting ! Sangat berpengaruh. Pertama, untuk menunjukkan dan memberi pesan kepada publik bahwa Anies-Muhaimin adalah ekspektasi rakyat. Jutaan rakyat berbondong-bondong dengan biaya dan ongkos sendiri ke Jakarta. Mereka ingin memberi mandat kepada Anies-Muhaimin bahwa kalian adalah harapan rakyat. Kalian yang layak menjalankan amanah sebagai presiden dan wakil presiden. Pesan ini berpotensi mengubah pilihan bagi pendukung paslon lain. Bisa terjadi swing voters. Pindah dukungan. Sekaligus bisa mementahkan survei yang selama ini banyak rekayasa.
Kedua, gelombang massa yang jumlahnya jutaan ini bisa menjadi sarana Anies-Muhaimin memotifasi mereka untuk bekerja lebih keras menyelamatkan suara di TPS dengan menjadi relawan saksi. Tugasnya, mengamankan suara sah, dan mengontrol setiap adanya potensi kecurangan yang umumnya diawali dari TPS.
Ketiga, 5-10 juta massa ini sewaktu-waktu bisa dipanggil kembali, kumpul di satu titik, jika di dalam proses pemilu terjadi kecurangan yang massif. Gelombang massa ini bisa menjadi protes sosial yang efektif untuk mengembalikan pemilu jujur dan adil.
Jadi, 5-10 juta massa yang mungkin akan hadir di kampanye Anies-Muhaimin tanggal 10 Pebruari besok, bisa menggiring dukungan dari berbagai kalangan yang dapat memperbesar poin kemenangan bagi Anies-Muhaimin.
Surabaya, 28 Januari 2024
Tony Rosyid*
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa